Minggu, 07 Juni 2015

Proses Pengambilan Gambar

1. Alat Perekam Gambar (Camcorder) 

Kamerawan memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, di antaranya. 
● Kamera (camcorder) untuk merekam gambar dan suara, contoh: kamera profesional, handycam. 
● Tripod, agar kamera tidak bergoyang. 
● Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam kondisi kurang cahaya. 
● Mikropon untuk merekam suara ketika melakukan pengambilan gambar. 

a. Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam




Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan (kegiatan) yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kamerawan dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Seorang kamerawan perlu mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, dan hal – hal lain dalam pengambilan gambar.
 
1) Teknik memegang kamera video
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak bergoyang. Dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan atau gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
 
2) Zoom
Hindarkan penggunaan teknik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar. Dalam proses melakuan zoom in dan zoom out kamerawan terlebih dahulu harus memastikan angel terakhir dari angel zoom tersebut.
 
3) Peraturan 5 detik
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan gerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang – kurangnya dalam 5 detik. Ini akan memudahkan editor untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung dalam hati sampai 5 detik, meskipun pada kondisi yang sulit. Rekam subyek Anda selama 5 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
 
4) Fokus, Exposure and keseimbangan cerah putih (White Balance)
Hal pertama yang harus dilakukan kamerawan sebelum mengambil gambar adalah menyesuaikan “mata” kamera pada setiap kali pindah lokasi untuk pengambilan gambar. Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat, fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang Anda inginkan untuk direkam. Setiap kali kamerawan mengubah lokasi pengambilan gambar maka kondisi cahaya pasti juga akan berubah, maka kamerawan perlu menyesuaikan keseimbangan warna putih pada kamera. Proses ini disebut dengan mengatur keseimbangan cerah putih (white balance) kamera.
 
5) Tanggal dan Waktu
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar yang terekam, ini akan membuat video sama sekali tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu pada layar tidak membuktikan bahwa video ini diambil pada saat yang tertulis di layar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan video tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang mengubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya Anda selalu merekam suara Anda pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi Anda merekam gambar. Cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan gambar.
 
6) Gambarpengisi (Cutaways)
Bila Anda merekam sebuah objek, kegiatan ataupun wawancara Anda perlu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila Anda merekam sebuah wawancara Anda perlu untuk merekam juga kantor orang yang Anda wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi video wawancara Anda. Contoh lain, bila Anda membuat video tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan tempat mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakkan habitatnya, bila ada Ini akan membuat sebuah video lebih informatif.
 
Berikut ini adalah prosedur dasar menggunakan kamera.
 
1) Cara merekam gambar
  • Hidupkan kamera
  • Atur viewfinder
  • Masukkan media simpan (kaset pita, kartu memori, cd, dvd, hardisk, dll)
  • Atur ulang kode waktu/time code
  • Setiap mengambil gambar baru, rekam color bars selama 10 detik, bila ada.
  • Atur white balance
  • Atur suara, pastikan level audio bergerak.
  • Pilih objek yang akan direkam
  • Atur fokus
  • Perhatikan “bingkai” dan komposisi
  • Tekan tombol record
  • Rekam gambar yang diinginkan
  • Tekan kembali tombol record atau stop untuk berhenti

2) Cara mengatur fokus
 
  • Zoom in ke arah objek/subjek yang akan direkam
  • Bila menggunakan manual fokus, atur fokus hingga gambarnya terlihat jelas
  • Ukur gambar yang diinginkan
  • Pengoperasian harus diulang untuk setiap gambar yang akan direkam 

b. Menangkap Gambar Dengan Telepon Genggam (Handphone)
 
Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam (Handphone) yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video. Berikut adalah tips menangkap gambar dengan menggunakan Handphone:
 
1) Lebih dekat ke obyek
Ponsel kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi pastikan Anda mendekati objek yang akan direkam.
 
2) Hati-hati dengan cahaya
Cobalah untuk mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena obyek akan menjadi gelap. Sebaiknya obyek menghadap sumber cahaya.
 
3) Keseimbangan
Jaga keseimbangan, usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga agar gambar yang dihasilkan stabil, tidak goyang.
 
4) Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke objek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom. Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.





Presentasi Video

Presentasi video  

Presentasi video adalah video untuk mengomunikasikan ide atau gagasan, yang digunakan untuk memperkenalkan produk atau cara kerja yang dibuat melalui proses merekam gambar dan suara, menata urutan dan menyambung atau memotong gambar dan menyatukannya menjadi kesatuan yang utuh.

Presentasi video berfungsi sebagai sarana untuk mengomunikasikan ide atau gagasan melalui penyajian suatu produk yang telah dihasilkan.

Jenis video berdasarkan tujuan pembuatannya yaitu :

a. Cerita
Video yang bertujuan untuk memaparkan cerita.

b. Dokumenter
Video yang bertujuan merekam sebuah kejadian atau peristiwa dalam kehidupan nyata.
 

c. Berita
Video yang bertujuan memaparkan sebuah berita.
 

d. Pembelajaran
Video yang bertujuan untuk memberikan materi pembelajaran agar mudah diserap dan dapat dimainkan ulang.
 

e. Presentasi
Video yang bertujuan untuk mengomunikasikan ide atau gagasan


Ciri-ciri presentasi video adalah:

  • Mengomunikasikan ide
  • Menunjukkan solusi
  • Mengomunikasikan produk dan jasa
  • Menunjukkan cara kerja

Proses pembuatan presentasi video haruslah dirancang dalam bentuk sederhana dan memperhatikan hal – hal berikut:

  1. Tidak terpaku pada teknik pengambilan gambar yang rumit;
  2. Teknik pengambilan gambar harus menjamin efektivitas komunikasi;
  3. Pencetus ide harus terlibat dalam proses, dapat berlaku sebagai sutradara ataupun pemain bahkan sebagai editor.

Istilah Ukuran Gambar

Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Ukuran pengambilan gambar selalu berkaitan dengan ukuran tubuh manusia. Terdapat bermacam-macam istilah yaitu :

  1. Establishing Shot
   Shot pembuka dari suatu adegan yang memperlihatkan tempat dan waktu adegan itu berlangsung
  
      
2. Extreme Long Shot (ELS)
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan        bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

      
3. Very Long Shot (VLS)


 Menunjukkan subjek yang berada di tengah lingkungan  sekitarnya. Dalam ukuran VLS ini, lingkungan di sekitar objek lebih dominan. VLS akan menampilkan panorama yang akan memenuhi layar
      
4. LongShoot (LS)

Pengambilan secara keseluruhan tubuh dari kepala sampai kaki. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 
      
5. Full Shot (FS)

Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. 
      
6. Medium Long Shot (MLS)

Gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. 
      
7. Knee Shot (KS)

Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. 
      
8. Wide Angle (sudut lebar)
Ukuran pengambilan gambar yang memasukkan keadaan sekeliling, jadi sudut lebar akan memberikan pandangan atas keseluruhan keadaan.

      
9. Mid Shot (MS)
Menunjukkan mulai bagian kepala sampai pinggul. Ukuran MS berfungsi untuk menunjukkan siapa yang sedang melakukan aksi. 
     
10. Medium Close Up (MCU)
  Menunjukkan mulai bagian kepala sampai bahu. Ini               merupakan standar pengambilan gambar dalam wawancara. 
      
11. Close Up (CU)


Gambar diambil dari jarak dekat. Dalam merekam suatu        gambar subjek yang tengah melakukan aksi, maka CU          berfungsi untuk memfokuskan sebuah aksi yang tengah        dilakukan. Hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti     hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu      baru.                                                                                       
      
12. Big Close Up (BCU)
  Pengambilan gambar wajah yang memenuhi layar                  penampilan gambar

      
13. Extreme Close Up (ECU)
  Pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti  
  hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 
      
14. One Shot (1S)
  Pengambilan gambar satu objek 
      
15. Two Shot (2S)
  Pengambilan gambar dua orang. 
      
16. Three Shot (3S)
 Pengambilan gambar tiga orang. 
      
17. Group Shot (GS)
 Pengambilan gambar sekelompok orang.
 



Pencarian dan Penyelesaian Kesalahan Pada Interkoneksi Antar Komputer



Beberapa pesan error pada jaringan komputer antara lain adalah :

         1. “A Network Cable Is Unplugged”
Pesan ini muncul pada jaringan yang menggunakan kabel yang menandakan
bahwa kabel jaringan tidak tehubung/terpasang pada NIC.



2. IP Address Conflict
Pesan ini muncul jika ada dua IP address (biasanya IP address kita dengan IP
address orang lain) sehingga komputer tidak akan terhubung ke jaringan.
Masalah ini biasanya terjadi pada konfigurasi yang menggunakan IP statis






       3. The Network Path Cannot Be Found
Pesan ini muncul karen konfigurasi TCP / IP tidak dapat diperbaharui / refresh
oleh sistem operasi. Masalah ini kadang terlihat pada komputer dengan sistem
operasi Microsoft Windows ketika mencoba untuk mengakses perangkat lain
melalui Network Neighborhood.





4. Duplicate Name Exists on the Network
Pesan ini muncul jika Computer Name yang sama antara komputer kita dengan
komputer yang lainnya dalam jaringan / subnet yang sama. Karena terdapat dua
Computer Name yang sama maka data tidak dapat terkirim ke tujuan sehingga
komputer tersebut menjadi error / tidak dapat terhubung ke jaringan.






5. Limited or no connectivity…
Pesan ini muncul disebabkan oleh koneksi kabel pada NIC kurang baik (jika
setting static) atau ada yang salah sehingga tidak terkoneksi ke jaringan atau
bisa juga karena DHCP server tidak ada (jika setting dynamic) atau tidak dapat
diterima oleh client kita.







         6. Destination Host Unreachable
Pesan ini muncul saat komputer lawan / tujuan tidak dapat dijangkau atau rute
menuju IP komputer lawan tidak ditemukan. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi
routing tidak ada atau salah atau konfigurasi subnettingnya yang salah.






7. Request Time Out
Pesan ini muncul karena komputer anda tidak menerima pesan ping kembali dari
komputer tujuan dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini biasanya karena
komputer lawan mati atau NIC-nya rusak, atau tidak terkoneksi ke jaringan.



Untuk melakukan troubleshooting / perbaikan jaringan tersebut, kita harus
memiliki pengetahuan tentang jaringan, pengalamatan, dan konfigurasinya.
Langkah untuk melakukan analisa kerusakan jaringan diantaranya sebagai
berikut :
  1. Melihat / membaca / mempelajari topologi jaringan yang terpasang. Kita harus memahami topologi jaringannya terlebih dahulu. Dari topologi tersebut kita bisa tahu dari dan ke arah mana komputer yang bermasalah dan yang harus kita periksa serta berapa saja pembagian IP address dan subnettingnya. Dengan demikian pekerjaan mencari lokasi komputer yang bermasalah akan lebih efektif.
  2. Lakukan tes koneksi (ping) ke titik yang dicurigai dan ke titik lainnya sebagai perbandingan. Setelah kita mengetahui komputer mana yang bermasalah, maka kita lakukan tes koneksi dengan perintah “ping” ke komputer tersebut. Selain itu juga kita lakukan tes koneksi ke komputer lainnya apakah kondisinya sama seperti tes terhadap komputer yang bermasalah atau tidak.
  3. Analisa hasil ping tersebut dan perkirakan permasalahan ada dititik mana. Hasilnya jika ke komputer lainnya terkoneksi dengan baik sementara ke komputer yang dianggap bermasalah menghasilkan pesan “Request Time Out (RTO)” maka permasalahan jelas berada pada komputer tersebut dan jaringan yang menghubungkannya.
  4. Lakukan pengecekan dititik yang dicurigai baik konfignya, drivernya, ataupun hardwarenya Dari hasil langkah 3, maka kita bisa yakinkan masalah terdapat pada koneksi NIC dan jaringan yang menghubungkannya. Kita coba periksa konektornya barangkali kurang masuk atau ujung kabel satunya yang terhubung ke switch. Jika masih tidak terkoneksi maka coba tes ping dari komputer yang bermasalah ke dirinya sendiri dan jika tetap “RTO” maka Jelas NIC-nya yang bermaslah/rusak. Hasilnya akan didapat apakah konfigurasi IP/subnetnya, install ulang drivernya, OS-nya, atau penggantian NIC-nya. Hasil dari pengecekan langkah 4, maka kesimpulannya adalah harus diganti NIC-nya karena kerusakannya jelas pada NIC tersebut.